ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
A. PENGKAJIAN
Tanggal
Pengkajian : 06 Maret 2018
Ruang
Rawat : Gelatik (tanggal 11 pindah ke
Ruang Cendrawasih)
Tanggal
Dirawat : 03 Maret 2018
Nomor
Register : 05.33.35
Diagnosa
Medis : Skizofrenia Paranoid
a. IDENTITAS
KLIEN
Nama
: Ny.L
Umur : 31 Tahun
Status
Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku
Bangsa : Sunda, Indonesia
Pendidikan : D3 Komputer
Alamat : kp. Kalapatilu Rt 03 Rw 02
Rancatungku, Bandung
Sumber
Informasi : Klien dan Status RM
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. T
Umur : 63 Tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : kp. Kalapatilu Rt 03 Rw 02
Rancatungku, Bandung
Hubungan
Dengan Klien : Orang Tua
b. ALASAN
MASUK
Alasan masuk pada tanggal 03 Maret
2018 klien putus obat dan tidak mau minum obat, emosi labil, marah-marah,
bicara sendiri, mondar-mandir, tidur cukup, makan cukup, mandi mau,lebih sering
menyendiri.
Saat pengkajian pada tanggal 06
Maret 2018 klien mengatakan tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba dimasukkan saja
sama bapak ke RS Jiwa Bandung, dulujuga pernah masuk RSJ karena brontak sama
bapak, dan masuk lagi ke RSJ karena tidak mau minum obat dan tidak kontrol.
c. FAKTOR
PREDISPOSISI
a)
Pernah
mengalami gangguan jiwa di masa lalu? (
√ ) Ya
( ) Tidak
b)
Pengobatan
sebelumnya. ( ) Berhasil (
√ ) Kurang Berhasil
( ) Tidak Berhasil
c)
. Pelaku /Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik ( ) (
) ( √ ) ( ) (
) ( )
Aniaya Seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Penolakan ( ) ( ) (
√ ) ( ) ( ) ( )
Kekerasan dalam
keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Tindakan
Kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jelaskan a,b,
dan c
Klien
mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dan sering di rawat di RSJ, tetapi
pengobatan sebelumnya kurang berhasil klien tidak mau berobat dan kontrol
menurut klien ketika tidak kontrol dan minum obat klien merasa nyaman.
Klien
mengatakan pernah dipukul preman tanpa sebab sampai bibir mengeluarkan darah 3
tahun yang lalu, klien mengatakan jika ingin berbincang-bincang dengan
tetangga, tetangganya tidak mau dan cemberut saja.
Masalah Keperawatan:
Halusinasi dan
Isolasi Sosial
d)
Adakah
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( ) Ya (
√ ) Tidak
e)
Pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien
mengatakan pernah dipukul preman tanpa sebab sampai bibir mengeluarkan berdarah
3 tahun yang lalu
Klien
mengatakan jika ingin berbincang-bincang dengan tetangga, tetangganya tidak mau
dan cemberut saja
Klien
mengatakan masuk dan di rawat di RSJ adalah hal yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan
Halusinasi dan
Isolasi Sosial
d. PEMERIKSAAN
FISIK
a)
Tanda
Vital TD : 130/90 MmHg N : 120x/menit
S : 36 ͦ C RR :22x/menit
b)
Ukur TB : 152 cm BB : 46kg
c)
Keluhan
Fisik : pegal-pegal
Masalah Keperawatan
: tidak ditemukan masalah keperawatan
e. PSIKOSOSIAL
a)
Genogram
tiga generasi
Jelaskan :
= Laki-laki =
laki-laki meninggal
= Perempuan = perempuan meninggal
-------
= Tinggal serumah =
pasien
Penjelasan :
Klien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, klien
tinggal serumah dengan ibu, bapak, adik, dan adik ipar, pola komunikasi dalam
keluarga harmonis, faktor ekonomi kurang.
Masalah Keperawatan :
Tidak
ditemukan masalahkeperawatan
b)
Konsep
Diri :
1)
Gambaran
Diri : klien mengatakan menyukai semua
bagian tubuhnya
2)
Identitas
Diri : klien dapat menyebutkan nama,
alamat, hobi, dan jenis kelamin.
3)
Peran : klien dalam keluarga sebagai
seorang anak, sering membantu ibu
beres-beres
rumah, semenjak klien mengalami gangguan jiwa klien hanya diam saja dikamar,
dan terkadang keluar untuk menonton TV
4)
Ideal
Diri : klien mengatakan ingin
cepat pulang agar dapat berkumpul dengan
keluarganya dan
melakukan kegiatan bekerja setelah pulang dari RSJ.
5)
Harga
Diri : klien mengatakan tidak
dihargai dan dikucilkan oleh tetangga.
Masalah
keperawatan:
Harga diri rendah
c)
Hubungan
Sosial
1)
Orang
yang berarti:
keluarga dan
saudara klien adalah orang yang berarti untuk klien, klien dekat dengan ibu,
bapak, dan adik no. 3 kalau sedang menonton TV klien sering ngobrol dengan adik
klien.
2)
Peran
serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien sering
ikut pengajian rutin mingguandi majlis
3)
Hambatan
hubungan dengan orang lain:
Klien
mengatakan jika sedang ngobrol dengan orang lain klien sering lupa
Masalah keperawatan:
Isolasi Sosial
d)
Spiritual
1)
Nilai
dan Keyakinan:
Klien
mengatakan beragama islam dan mengakui keberadaan Tuhannya
2)
Kegiatan
Ibadah:
Semenjak di RSJ
klien mengaku jarang solat hanya sering berdzikir saja
f.
STATUS MENTAL
a.
Penampilan
Klien berpakian
rapi dan sesuai, klien bau badan dan bibir pecah-pecah
b.
Pembicaraan
Klien berbicara
dengan lambat, suaranya pelan, kadang terhenti dan bibir bergerak-gerak tanpa
suara
Masalah keperawatan:
Halusinasi dan
Defisit Perawatan Diri
c.
Aktivitas
Motorik
Kompulsif,
karena klien mondar-mandir kekamar dan keluar, dan menanyakan berulang-ulang
siapa yang bergaduh.
Masalah Keperwatan:
Kompulsif/melakukan
kegiatan berulang
d.
Alam
perasaan
Klien takut,
khawatir, dan sedih jauh dari keluarga
Masalah Keperawatan : berduka situasional
e.
Afek
Klien menjawab
pertanyaan dengan datar, tapi kooperatif
Maslah keperawatan : tidak ditemukan masalah
keperaawatan
f.
Interaksi
selama wawancara
Klien terlihat
curiga dan menanyakan kembali pertanyaan yang diajukan untuk memastikan kembali
Masalah keperawatan : waham curiga
g.
Persepsi
Halusinasi
penglihatan, disaat pengkajian klien sering menutup wajahnya dan menunduk,
bibir klien sering bergerak-gerak tanpa suara, pandangan mata sering teralihkan
Masalah keperawatan:
Halusinasi
penglihatan
h.
Proses
pikir
Pada saat
wawancara pembicaraan klien sesuai dengan topik
Masalah keperawatan:
Tidak ditemukan
masalah keperawatan.
i.
Isi
pikir
Pada saat
wawancara klien menunjukkan waham curigadibuktikan dengan persepsi klien
Masalah keperawatan:
Waham curiga
j.
Tingkat
kesadaran
Klien masih
mampu mengingat waktu, tempat, maupun orang. Klien tidak mengalami disorientasi
waktu dan tempat, klien mampu membedakan siang dan malam, serta klien
mengetahui sedang berada di RSJ dan bisa membedakan laki-lakidan perempuan
Masasalh keperawatan:
Tidak ditemukan
masalah keperawatan
k.
Memori
Jangka panjang
:
Klien dapat
menceritakan kejadian masalalu ketika masih dirumah
Jangka pendek:
Klien masih
mampu menceritakan kejadian atau hal0hal yang kemarin telah dibicarakan dengan
perawat, tetapi lupa dengan nama perawatnya
Masalah keperawatan:
Tidak ditemukan
masalah keperawatan
l.
Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Tingkat
konsentrasi dan berhitung klien baik,
contoh klien mampu menghitung jumlahkursi yang ada diruangan, kliem mampu
menjawab 10+20+10=40 (dijawab dengan benar)
Masalah keperawatan:
Tidak ditemukan
masalah keperawatan.
m.
Kemampuan
penilaian
Klein mampu
mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, contoh : klien
dapat memutuskan untuk mencuci tangan dahulu ataulangsung makan ketika ditanya
oleh perawat.
Masalah keperawatan:
Tidak ditemukan
masalah keperawatan.
n.
Daya
tilik diri
Klien
mengingkari penyakit yang diderita klien mengakui bahwa dirinya tidak sakit dan
tidak perlu diberi pengobatan di RSJ
Masalah keperawatan:
Koping individu
inefektif
g. KEBUTUHAN
PERSIAPAN PULANG
1.
Makan
Klien makan 3x
dalam sehari dengan variasi nasi, sayur,lauk pauk dan buah.kliem mampu
menyiapkan dan membersihkan alat makannya sendiri
2.
BAB/BAK
Klien mampu
untuk pergi dan menggunakan WC untuk BAB dan BAK tetapi klien belum mampu untuk
membersihkan WC
3.
Mandi
Klien
mengatakan mandi 2x sehari, menggunakan sabun dan sikat gigi
4.
Berpakaian/berhias
Klien mampu
mengambil dan memilih pakaian serta alas kaki dan ganti baju sehari sekali
5.
Istirahat
dan tidur
Klien
mengatakan bisa tidur siang jam 14.00 s/d 15.30 WIB dan tidur malam 21.00 s/d
05.00 WIB kegiatan klien setelah bangun tidur adalah mandi.
6.
Penggunaan
obat
Klien
mengetahui cara minum obat, frekuensi minum obat, klien mudah minum obat tanpa
di motivasi perawat
7.
Pemeliharaan
kesehatan
Klien kurang
memahami cara pengobatan lanjut dirumah dan cara berobat jalan saat berada
dirumah
8.
Kegiatan
dalam rumah
Klien mengatakan
sering mengikuti pengajian mingguan lingkungan, dan klien membantu ibu
merapihkan rumah
Masalah keperawatan :
Tidak ditemukan
masalah keperawatan
h. MEKANISME
KOPING
Adaptif:
Klien
mengatakan apabila menghadapi masalah dengan aktivitas konstruktif contoh :
membersihkan rumah/mengerjakan pekerjaan rumah
Maladaptif:
Klien
mengatakan apabila mengalami masalah hanya dipendam sendiri, tidak diceritakan
kepada orang lain, menyendiri untuk menenangkan hati dan pikiran
Masalah keperawatan:
Koping
individu inefektif
i.
MASALAH
PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1.
Masalah
dengan dukungan kelompok
Klien
mengatakan senang berada dekat dengan keluarga dan saudara-saudaranya
2.
Masalah
hubungan dengan lingkungan
Klien
mengatakan jika ingin ngobrol dengan tetangganya, tetangganya cemberut saja
3.
Masalah
dengan pendidikan
Klien
mengatakan pendidikan terakhir klien adalah D3 komputer dan tidak ada
masalahdengan pendidikannya
4.
Masalah
dengan pekerjaan
Klien sudah
berhenti daripekerjaannya
5.
Masalahekonomi
Status ekonomi
keluarga kliena adalah sederhana
6.
Masalah
dengan dukungan lingkungan
Klien
mengatakan tidak memiliki masalah dalam
dukungan lingkungan
Masalah
keperawatan yang mungkin muncul pada psikososial dan lingkungan adalah harga
diri rendah
j.
PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien
tidak mengetahui tentang penyakit jiwa yang dideritanya, keluarga tidak
mengetahui tentang koping efektif untuk setiap permasalahan keluarga
k. ASPEK MEDIK
Diangnosa
medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi
medik : asam mefenamat
500mg
heloperidol
5mg 2x1
trihexifemidil
2x1 tab
chlorpromozine
100mg 0-0-1
ANALISA
DATA
Nama : Nn. L
Ruang : Gelatik (tanggal 11 pindah ke Ruang
Cendrawasih)
No RM: 05.33.35
Tanggal
|
Data Fokus
|
Masalah
|
06 maret 2018
|
DS:
-
Klien
mengatakan meihat bayangan seperti cermin ditembok ruang gelatik
-
Klien
mengatakan bayangan sering bulak-balik
DO:
-
Klien
tampak ketakutan
-
Klien
tampak bingung
-
Klien
tampak menggerakkan bibir tanpa suara
-
Klien
tampakmenutup wajahnya
|
Perubahan
persepsi sensori halusinasi
|
06 maret 2018
|
DS:
-
Klien
mengatakan tetangganya kalau diajak ngobrol cemberut terus
-
Klien
mengatakan lebih sering berada dikamar
DO:
-
Klien
tampak menyendiri
-
Klien
tampak tidak berbicara dengan pasien lain
|
Isolasi
sosial
|
06 maret 2018
|
DS:
-
Klien
mengatakan pernah berontak ke bapak klien
Do
:
-
Klien
tampak berbicara dengan nada keras kemudian pelan lagi
-
Klien
tampak tegang
|
Resiko
perilaku kekerasan
|
POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan
(diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan verbal)
effect
|
Gangguan persepsi sensori
Halusinasi
|
Core problem
|
Isolasi sosial
causa
|
Daftar diagnosa keperawatan:
1. Gangguan persepsi sensori
halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Resiko prilaku kekerasan
(diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
INTERVENSI
KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
Nama : Nn. L
Ruang
: Gelatik (tanggal 11 pindah ke Ruang Cendrawasih)
Dianosa Medis : Skizofrenia Pranoid
No RM: 05.33.35
TGL
|
NO
DX
|
DX
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
06 - 03
- 2018
|
1
|
Gangguan
Presepsi Sensori : Halusinasi
|
1.Klien
dapat membina hubungan saling percaya
|
1.1 Ekpresi
wajah berubah, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama , mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dgn perawat,
mau mengutarakan masalah yang dihadapapi
|
1.1.1 Bina
hubungan saling percaya denga komunikasi terapeutik :
a.
Sapa
klien degn ramah, baik verbal mupun non verbal
b.
Perkenalkan
diri dengan sopan
c.
Tanyakan
nama lengkap klien & nama panggilan klien
d.
Jelaskan
tujuan perkenalan
e.
Jujur
& menepati janji
f.
Tunjukan
sikap empati & menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian pada klien
|
Hubungan
saling percaya merupaka dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
|
2. Klien
dapat mengenali halusinasinya
|
2.1
Klien
dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi
2.2
Mengungkapkan
perasaan terhadap halusinasinya
|
2.1.1
Adakan
kontak sering dgn singkat secara bertahap
2.1.2
Observasi
tingkah laku klien terkait dengan halusinansinya, berbicara & tertawa
tanpa stimulus, memandang kekanan & kekiri/kedepan seolah olah ada teman
bicara
2.1.3
Bantu
klien mengenali halusinansinya :
·
Jika
menemukan yg sedang halusinasi tanyakan apa ada suara terdengar
·
Katakan
bahwa perawat percaya mendengarkan suara itu ,namun perawat sendiri tidak
mendengarnya(dgn nada bicara yg bersahabat & tanpa menghakimi)
·
Katakanan
bahwa klien ada juga yg seperi klien
·
Diskusikan
denga klien situasi yg menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi (waktu &
frekuenis terjadinya halusinasi pagi, siang, sore, malam/ jika sendiri,
jengkel/ sedih)
·
Diskusikan
dgn klien apa yg di rasakan jika terjadi halusinasi (marah / takut, sedih/
senang ) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya
|
Kontak
sering tapi selain untuk BHSP juga dapat memutuskan halusinasi
Mengenal
perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dlm melakukan
intervensi
Mengenal
halusinasi memungkinkan klien untuk menghindarkan factor pencetus timbulnya
halusinasi
Dengan
mengetahui waktu, isi & frekunsi munculnya halusinasi memepermudah
tindakan keperawatan klien yang akan dilakukan perawat
Untuk
mengidentifikasi pengaruh penyebab halusinasi
|
|||
3. Klien
dapat mengontrol halusinasinya
|
3.1
Klien
dapat menyebutkan tindakan yg biasa dilakukan untuk mengembalikan
halusinasinya
3.2
Klien
dapat menyebutkan cara cbaru
3.3
Klien
dapat memilih cara mengatsi halusinasinya seperti yg telah didiskusikan dgn
klien
|
3.1.1
Identifikasi
bersama klien cara tindakan yg akan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,
marah, menyibukan diri)
3.1.2
Diskusikan
manfaat cara yg dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian
3.1.3
Diskusikan
cara baruuntuk memutus/mengontrol halusinasinya:
a.
Katakan
“ saya tidak mau dengan kamu” ( pada saat halusinasi terjadi )
b.
Menemui
orang lain ( perawat/teman/ anggota keluarga) untuk becakap/ mengatakan
halusinasi yg terdengar
c.
Membuat
jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak muncul
d.
Minta
keluarga/ teman/ perawat jika Nampak bicara sendiri
|
Upayakan
untuk memutuskan siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak terjadi
Reinforcement
akan meningkatkan harga diri kli]en
Memberikan
alternative pilihan bagi kli]en untuk menegnal halusinasi
Memotivasui
klien dapat meningkatkan kegiatan klien untuk mencoba memilih salah satu cara
mengendalikan halusinasi & dapat meningkatkan harga diri klien
|
|||
4. klien
dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
|
4.1
Klien
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4.2
Keluarga
dapat menyebutkan, tanda dan kegiatan untuk mengendalikan halusinasi
|
4.1.1
anjurkan klien untuk memberitah keluarga jika mengalami halusinasi
4.1.2
diskusikan dengan keluarga ( pada saat kunjungan/pada saat kunjungan rumah)
a.gejala
halusinasi yangdialami klien
b. cara
yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. cara
merawat anggota keluarga untuk memutus halusinasi dirumah, beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d.beri
informasi waktu followup/kapan perlu mndapat bantuan: halusinasi: terkontrol
dan resiko mencedera orang lain
|
Memberikan
alternatif pilihan bagi klien untuk mengontrol halusinasi
Memotifasi
dapat meningkatkan kegiatan klien untukmencoba memilih salah satu cara
mengendalikan halusinasi dan mendapat meningkatkan harga diri klien
Untuk
mendapatkan bantuan keluarga mengontrol halusinasinya
Untuk
mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan kemampuan pengetahuan
tentang halusinasi
|
|||
5. klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
5.1 klien
dan keluarga dapat menyebutkan maanfaat, dosisdan efek samping obat
5.2 klien
dapat mendemonstrasikan penggunaan obat secara benar
5.3 klien
dapat informasi tentang efeksamping obat
5.4 klien
dapat memahami akibat berhenti minum obat
5.5 klien
dapatmenyebutkan prinsip 5benar obat
|
5.1.1
diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, manfaat, dan frekuensi
obat
5.1.2
anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawatdan merasakan manfaatnya
5.1.3
anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan
5.1.4
diskusikan akibat berhenti minum obat tanpakonsultasi
5.1.5 bantu
klien menggunakan obat dengan prinsip benar
|
Dengan
menyebutkan dosis, frekuensi dan manfaat obat diharapkan klien melaksanakan
program pengobatan menilai kemampuan klien dlam pengobatannya sendiri
Dengan
mengetahui efek samping obat klien akan tahu apa yang dilakukan setelah minum
obat program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
Dengan
mengetahui prinsip penggunaan obat maka kemandirian klien untuk pengobatan
dapat ditingkatkan secara bertahap.
|
INTERVENSI
KEPERAWATAN KLIEN ISOLASI SOSIAL
Nama : Nn. L
Ruang
: Gelatik (tanggal 11 pindah ke Ruang Cendrawasih)
Dianosa Medis : Skizofrenia Pranoid
No RM: 05.33.35
TGL
|
No
DX
|
DX
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Isolasi
Sosial
|
1.Klien
dapat Membina hubungan saling percaya
|
1.1
ekspresi
wajah bersahabat
menunjukan
rasa senang,
ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dgn perawat, bersedia mengungkapkan masalah yg dihadapi
|
1.1.1Bina
BHSP menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah,
baik verbal/ non verbal
b. Perkenalkan nama lengkap,
nama panggilan & tujuan perawat berkenalan
c. Tanya nama lengkap klien
& nama yg disukai
d. Buat kontrak yg jelas
e. Tunjukan sikap yg jujur
& menepati janji setiap kali berinteraksi
f.
Tunjukan
sikap empati & menerima
g. Dengarkan dgn penuh
perhatian
|
Kepercayaan
klien merupakan hal yg mutlak serta akan memudahkan dalam melakukan
pendekatan & tindakan kepercayaan mepada klien
|
||
2.klien
mampu menjelaskan penyebab menarik
diri
|
2.1 Klien
dapat menyebutkan penyebab menarik diri :
a.
Diri
sendiri
b.
Orang
lain
c.
Lingkungan
|
2.1.1 Tanyakan
kpd klien tentang :
a.
Orang
yg tinggal serumah
b.
Orang
yg paling dekat dgn klien dirumah / diruang perawatan
c.
Apa
yg membuat klien dgn orang tersebut
|
Diketahuinya
penyebab akab dapat dihubungkan dengan faktor respitasi yang dialami klien
|
|||
3.Klien
mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
|
3.1 berhubungan
sosial :
a.
Banyak
teman
b.
Tidak
kesepian
c.
Bias
berdiskusi
d.
Saling
menolong
Kerugian menarik diri :
a.
Sendirian
b.
Kesepian
c.
Tidak
bias berdiskusi
|
3.1.1Tanyakan
kepada klien tentang :
a.
Manfaat
hubungan social
b.
Diskusikan
kepada klien tentang manfaat berhubungan social & kerugian menarik diri
c.
Beri
pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
|
Dengan
mengetahui manfaat berhubungan sosial & kerugian menarik diri maka klien
termotvasi untuk berinteraksi dgn orang lain.
|
|||
4.klien
dapat melaksanakan hubungan sosial bertahap
|
4.1klien
dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
|
4.1.1Observasi
perilaku klien saat berhubungan sosial. Beri motivasi & bantu klien untuk
berkenalan/ berkomunikasi dgn :
a.
Perawat
b.
Klien
lain
c.
Kelompok
d.
Libatkan
klien dlm TAK
Diskusikan jadwal harian yg
dilakukan utuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai jadwal
Beri pujian terhadap kemampuan
klien memperluan pergorangaulan melalui aktivitas yg dilakukan
|
Melibatkan
klien dalam interaksi sosial akan mengundang klien untuk melihat merasakan
secara langsung manfaat dari berhubungan sosial serta meningkatkan konsep
diri klien
|
|||
5.klien mampu menjelaskan perasaan setelah
berhubungan sosial
|
5.1klien
dapat menjelasskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :
a.
Orang
lain
b.
kelompok
|
5.1.1.Diskusikan
dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :
a.
orang
lain
b.
kelompok
beri pujian terhadap kemampuan
pergaulan klien dalam memperluas pergaulan melalui aktivitas yg dilakukan
|
Untuk
mengetahui klien dalam berinteraksi & menilai keberhasilan dalam strategi
pelaskanaan
|
|||
6.Klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
|
6.1klien
dapat memperjelas tentang :
a.
pengertian
menarik diri
b.
tanda
& gejala menarik diri
c.
peneyebab
akibat menarik diri
d.
cara
merawat klien yg menarik diri
|
6.1.1Diskusikan
pentingnya peran serta dari keluarga sbg pendukung bagi klien untuk mengatasi
perilaku menarik diri
Diskusikan
potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri
Jelaskan
kepada keluarga klien tentang :
a.
pengertian
menarik diri
b.
tanda
& gelaja menarik diri
c.
penyebab
akibat menarik diri
d.
cara
merawat klien yg menarik diri
e.
latih
keluarga cara merawat klien yg menarik diri
f.
tanyakan
perasaan keluarga setelah mencoba cara yg telah dilatih
g.
beri
motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
|
Keluarga
merupakan pendukung utama bagi klien untuk meningkatkan kepercayaan dirinya
agar mapu berinteraksi sosial
|
|||
7.klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
7.1klien
dapat menyebutkan :
a.
manfaat umum obat
b.
Kerugian
tidak minum obat
c.
Nama
obat
d.
Warna
obat
e.
Dosis
yg diberikan
f.
Efek
samping
g.
Efek
terapi
|
7.1.1.Diskusikan
dengan klien tentang manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama
obat, warna obat, dosis yg diberikan, efek terapi & efek samping
Pantau
klien saat menggunakan obat
Beri pujian
jika klien menggunakan obat dgn benar
Diskusikan
akibat dari menghentikan penggunaan obat
Anjurkan
klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal hal yg tidak
diinginkan
|
Menjelaskan
program pengobatan klien & mengoptimalkan kerja obat klien
|
INTERVENSI
KEPERAWATAN KLIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN
Nama : Nn. L
Ruang
: Gelatik (tanggal 11 pindah ke Ruang Cendrawasih)
Dianosa Medis : Skizofrenia Pranoid
No RM: 05.33.35
TGL
|
NO
DX
|
DX
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
rasional
|
Perilaku
kekerasan
|
1.Klien
dapat membina hubungan saling percaya
|
1.1.Membalas
salam
1.2Menjabat
tangan
1.3Menyebutkan
nama
1.4Tersenyum
1.5Mau
kontak mata
1.6Mengetahui
nama perawat
1.7Menyediakan
waktu untuk dikontrak
|
1.1.1Beri
salam/ panggil nama klien
1.1.2Jelaskan
maksud hubungan interkasi
1.1.3Jelaskan
tentang kontrak yg akan dibuat
1.1.4Lakukan
kontak singkat tapi sering
|
Hubungan
saling peraya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya
|
||
2. Klien
dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
|
2.1Mengungkapkan
perasaanya
2.1Mengungkapkan
penyebab perasaan jengkel/kesal ( diri sendiri, orang lain/ lingkungan
|
2.1.1Beri
kesempatan klien umtuk megungkapkan perasaannya
2.1.2Bantu
klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel/kesal
2.1.3Anjurkan
klien mengungkapkan apa yg dialami saat marah/jengkel
2.1.4Observasi
tanda PK
2.1.5Simpulakn
bersama klien tanda & gejala PK
|
Beri
kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu
mengurangistres & penyebab perasaan jengkel/kesal diketahui
Untuk
mengetahui hal yg dialami & dirasa saat jengkel
Menarik
kesimpulan bersama klien supaya klien mengetahui tanda marah/kesal
|
|||
3.klien
dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
|
3.1klien
dapat Mengungkapkan perassan saat marah/jengkel
3.2Menyimpulkan
tanda jengkel / kesal yg dialami
|
3.1.1Anjurkan
klien mengngkapkan apa yg dialami saat marah/jengkel
3.1.2Observasi
tanda PK
3.1.3Simpulkan
bersama klien tanda jengkel /marah yg dialami
|
Untuk
mengetahui hal yg dialami & dirasa saat jengkel
Untuk
mengetahui tanda klien jengkel
Menarik
kesimpulan bersama klien mengetahui secara garis besar tanda marah/jengkel
|
|||
4.klien
dapat mengidentifikasi PK yg biasa dilakukan
|
4.1Klien
mampu mengungkapkan PK yg biasa dilakukan
4.2Klien
dapat bermain peran dengan PK yg biasa dilakukan
4.3Klien
dapat mengetahui cara yg biasa dapat menyelesaikan masalah/ tidak
|
4.1.1Anjurkan
klien untuk mengungkapkan PK yg biasa dilakukan
4.1.2Bantu
klien bermain peran sesuai dgn PK
4.1.2Bicarakan
dgn klien apakah cara yg klien lakukan masalahnya selesai
|
Mengeksplorasi
perasaan klien pterhadap PK yg biasa dilakukan
Untuk
mengetahui PK yg biasa dilakukan & dgn bantuan perawat bisa membedakan
perilaku konstruksif & deskriptif
Dapat
membantu klien menemukan cara yg dapat menyelesaikan masalah
|
|||
5.klien
dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam
merespon terhadap kemarahan
|
5.1Menjelaskan
akibat dari cara yg digunakan
|
5.1.1Bicarakan
akibat/kerugian dari cara yg dilakukan klien
5.1.2Bersama
klien menyimpulkan akibat cara yg digunakan oleh klien
|
Membantu
klien untuk menilai PK yg dilakukan
Dgn
mengetahui akibat PK diharapkan klien dapat mengubah deskontruktif yg
dilakukan menjadi PK konstruktif
|
|||
6.klien
dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespon terhadap kemarahan
|
6.1Melakukan
kemarahan secara konstruktif
|
6.1.1Tanyakan
pada klien ‘apakah ingin mempelajari cara baru yg sehat”?
6.1.2Berikan
pujian jika klien mengetahui cara lain yg sehat
6.1.3Diskusikan
dgn klien cara lain yg sehat
6.1.4Secara
fisik : tarik nafas dalam jiwa sedang kesal/ memukul
bantal/kasur/olahraga/pekerjaan yg memerlukan tenaga
·
Secara
verbal : katakan bahwa anda sedang kesal/tersinggung/jengkel
·
Cara
sosial : lakukan dlm kelompokan cara marah yg sehat,latihan asentif
·
Secara
spiritual : anjurkan klien sembahyang ,berdoa/ ibadah lainnya sesuai agama
& kepercayaan
|
Agar klien
dapat mempelajari cara yg lain yg konstruktif
Dgn
mengidentifikais cara yg konstruktif
Dgn
mengidentifikasi cara yg konstruktif terhadap kemarahan dapat membantu klien
menemukan cara yg baik untuk mengurangi kejengkelan sehingga klien tidak
stress
Reinforcement
positif dapat memotivasi klien & menimbulkan harga dirinya
Berdiskusi
cara yg lain sesuai dgn kemampuan klien
|
|||
7.klien
dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
|
7.1Mendemonstrasikan
cara mengontrol PK :
·
Fisik
: tarik nafas dalam, olahraga, menyiram tanaman
·
Verbal
: mengatakan secara langsung dgn tidak menyakiti
·
Spiritual
: sembahyang, berdoa, ibadah lain
|
7.1.1Bantu
klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
7.1.2Bantu
klien mengidentifikasi manfaat caya yg dipilih
7.1.3Bantu
keluarga klien untuk menstimulus cara tersebut
7.1.4Beri
reinforcement positif/ keberhasilan klien menstimulus cara tersebut
7.1.5Anjurkan
klien untuk menggunakan cara yg telah dipelajari saat marah
|
Memberikan
stimulus kpd klien untuk menilai respon PK secara tepat
Membantu
klien dalam membuat keputusan terhadap cara yg telah dipilih dgn melihat
manfaatnya
Agar
klien mengetahui cara marah yg
konstruktif
Agar klien
dapat melaksanakan cara yg telah dipilihnya jika kesal/marah
|
|||
8. klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam mengontrol PK
|
8.1Menyebutkan
cara merawat klien yg PK
8.2Mengungkapkan
rasa puas dalam merawat klien
|
8.1.1Identifikasi
kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa yg telah dilakukan keluarga
terhadap klien selama ini
8.1.2Jelaskan
peran serta keluarga dalam merawat klien
8.1.3Jlaskan
cara merawat klien terkait dgn cara mengontrol perilaku marah serta
konstruktif
8.1.4Sikap
tenang , bicara tenang & jelas
8.1.5Membantu
klien mengenal penyebab ia marah
8.1.6Bantu
keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
8.1.7Bantu
keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
|
Kemampuan
keluarga dalam mengidentifikasi akan memungkinkan keluarga untuk melakukan
perilaku terhadap PK
Meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien shingga keluarga terlibat dalam peawatan
klien
Agar
keluarga dapat merawat klien dengan PK
Agar
keluarga mengetahui cara merawat klien melalui demostrasi yg dilihat keluarga
secara langsung
Mengeksplorasi
melakukan demonstrai
|
|||
9.Klien
dapat mengugunakan obat obatan yg diminum & kegunaanya (
jenis,waktu,dosis & efek)
|
9.1Menyebutkan
obat yg diminum & kegunaannya
9.2Klien dapat
minum obat sebagai program pengobatan
|
9.1.1Jelaskan
jenis obat yg diminum pada keluarga
9.1.2Diskusikan
manfaat minum obat & kerugian berhenti minum obat tanpa izin dokter
9.1.3Jelaskan
Prinsip Benar Obat
9.1.4Ajarkan
klien minta obat & minum tepat waktu
9.1.5Anjurkan
klien melaporkan pada perawat / dokter jika merasakan efek yg tidak
menyenangkan
9.1.6Beri
pujian jika klien minum obat dengan benar
|
Klien &
keluarga dapat mengetahui nama obay yg diminum klien
Klien &
keluarga dapat mengetahui kegunaan obayt yg dikonsumsi
Klien &
keluarga mengetahui prinsip benar obat yg dikosumsi klien
Klien dapat
memiliki kesadaran pentingnya minum obat & bersedia minum obat dgn
kesadaran sendiri
Mengetahui
efek samping sedini mungkin sehingga tindakan dapat dilakukan sesegera
mungkin untuk menghindari komplikasi
Reimforcement
positif dapat memotivasi keluarga & klien serta dapat meningkatkan harga
diri
|
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Nn. L
Ruang
: Gelatik (tanggal 11 pindah ke Ruang Cendrawasih)
Dianosa Medis : Skizofrenia Pranoid
No RM: 05.33.35
Hari/tanggal
|
NO
DX
|
DX
KEP
|
Rencana
keperawatan
|
Implementasi
keperawatan
|
Evaluasi
keperawatan
|
06-
03-
2018
|
1
|
Gangguan
persepsi sensori halusinasi
|
SP1P
gangguan persepsi sensori halusinasi
|
Melakukan
SP1P gangguan persepsi sensori halusinasi
1.mengidentifikasi
jenis halusinasi klien
2.
mengidentifikasi isi halusinasi klien
3.
mengidentifikasi waktu halusinasi
klien
4.
mengidentifikasi frekuensi halusinasi
klien
5.
mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi klien
6.
mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
7.
mengajarkan klien menghardik halusinasi
8.mengajarkan
klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
|
S
:
Klien
mengatakan melihat bayangan seperti cermindiruang gelatik
Klienmengatakan
bayangannya mucul bulak-balik
Klien
mentakankaget dan takut ketika bayangannya muncul dikamarnya
Klien
mengatakan bayangan muncul pada pagi hari
Klien
mengatakan jika bayangan muncul klien berdoa
O:
Klien
tampak tegang
Klien
tampakmenutup wajahnya
Klien
tampak bingung
Klien
mampu menyebutkan apa yang dia alami
Klien
kooperatif
Kontak
mata ada
Klien
dapat melakukan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Klien
dapat memasukkan latihan menghardik kedalam jadwal hariannya
A:
SP1P
Tercapai
P:
Perawat:
lanjutkan SP2Pgangguan persepsi sensor halusinasi
Klien:
memotivasi klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan melatih
sesuai jadwal.
|
07-
03-
2018
|
1
|
Gangguan
persepsi sensori halusinasi
|
SP2P
Gangguan persepsi sensori halusinasi
|
Melakukan
SP2P Gangguan persepsi sensori halusinasi
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien
2.
Melatih
klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
3.
Menganjurkan
klien memasukkan kedalam kegiatan harian klien
|
S:
Klien
mengatakan mampu menghardik bayangan cermin
Klien
mengatakan “pergi-pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu bayangan palsu”
Klien
mengatakan “teh tolong ajaksaya ngobrol supaya halusinasi saya hilang”
Klien
mentakan sehabis bangun tidur klien langsung merapihkan tempat tidurnya
O:
Klein
mampu menyebutkan kegiatan hariannya
Kontak
mata ada
Klien
kooperatif
Klien
dapat melakukan cara mengontrol halusinasinya dengan cara bercaka-cakap
Klien
dapat memasukkan latihan menghardik kedalam kegiatan hariannya
A:
SP2P
Tercapai
P:
Perawat:
lanjutkan SP3P gangguan persepsi sensori halusinasi
Klien:
memotivasi klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap sesuai
dengan jadwal harian klien.
|
08-
03-
2018
|
1
|
Gangguan
persepsi sensori halusinasi
|
SP3P
Gangguan persepsi sensori halusinasi
|
Melakukan
SP3P Gangguan persepsi sensori halusinasi
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien
2.
Melatih
klien mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan kegiatan
3.
Menganjurkan
klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian klien.
|
S:
Klien
mengatakan banguan jam 5 pagi, jam 6 klien mandi dan merapikan tempat tidur
Klien
mengatakan halusinasi tdatang tidak sesering dulu
Klien
mentakan sudah bercakap-cakap dengan teman-temannya dikamar jam15.00
O:
Klien
mampu menyebutkan kegiatan hariannya yaitu merapihkan tempat tidur, dan mandi
Klien
kooperatif
Kontak
mata ada
A:
SP3P Tercapai
P:
Perawat:
lanjutkan SP4P gangguan persepsi sensori halusinasi
Klien:
memotivasi klien mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan kegiatan
harian sesuai dengan jadwal harian klien
|
09-
03-
2018
|
1
|
Gangguan
persepsi sensori halusinasi
|
SP4P
Gangguan persepsi sensori halusinasi
|
Melakukan
SP4P Gangguan persepsi sensori halusinasi
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien
2.
Memberikan
pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3.
Menganjurkan
klien memasukkan kedalam kegiatan harian klien.
|
S:
Klien
mengatakan mampu melakukan kegiatan hariannya yaitu merapihkan tempat tidur,
mandi dan mencuci piring
Klien
mengatakan mampu menghardik halusinasinya
Klien
mengatakan sudah bercakap-cakap dengan taman sekamarnya
Klien
mengatakan akan rutin mengkonsumsi obat sesuai jadwal
Klien
mengatakan manfaat minum obat yaitu klien mengatakan lebih tenang
O:
Klien
mampu menyebutkan kegiatan hariannya
Klien
mampu mengontrolhalusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
Klien
mampu menyebutkan manfaat minum obat
Kliek
tampaktenang
Klien
kooperatif
Kontak
mata ada
A:
SP4P tercapai
P:
Klien:
memotivasi klien mengontrol halusinasinya dan meminum obat secara rutin.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar